Hi, buat kalian yang ga
sengaja terdampar di blog ini, semoga apa yang aku bagikan ini bermanfaat yah
bagi kalian yang ingin melanjutkan studi S2. Oke, kita mulai. FYI aku adalah
alumni Universitas Airlangga pada bulan Juli 2018. Setelah lulus, aku memang
memiliki planning untuk melanjutkan studi ke jenjang magister.
Hal pertama yang harus
dilakukan bagi kalian yang ingin melanjutkan ke jenjang magister, adalah kalian
harus benar-benar tentukan dulu jurusan apa yang akan kalian pilih. Apakah akan
linier dengan jurusan kalian sebelumnya, ataukah tidak. Sejujurnya aku sempat
ada pada fase dimana aku bingung untuk menentukan perguruan tinggi mana yang
akan aku pilih, serta jurusan apa yang akan aku pilih. Dengan berbagai
pertimbangan, akhirnya aku memutuskan untuk melanjutkan studi ku di almamater
kebanggaanku, Universitas Airlangga dengan program studi Media Komunikasi,
dimana program studi itu tidak linier dengan program studi yang aku tempuh di
jenjang sebelumnya. Untuk memutuskan apakah jurusan yang ingin kalian ambil
linier atau tidak, itu adalah murni dari keputusan dan keinginan kalian sendiri
yah.
Setelah memiliki rencana
yang mantap nih, baru aku mulai research informasi terkait pendaftaran,
syarat-syarat, seleksi, dan biaya pendidikan S2 di website UNAIR (http://ppmb.unair.ac.id/id/)
. Perlu diingat, mungkin setiap perguruan tinggi memiliki syarat-syarat yang
berbeda. Jadi, make sure kalian bener-bener paham dan berusaha melengkapi
persyaratan yang ada yah. Proses pendaftaran cukup mudah, karena semuanya
serba online. Mulai dari upload dokumen seperti ijazah/skl, transkrip, surat
keterangan sehat, pra proposal thesis, dll. Setelah upload dokumen tersebut,
maka tim verifikasi akan mulai memproses unggahan dokumen kita. Proses ini ga
membutuhkan waktu yang lama kok. Hari ini aku upload berkas, besoknya sudah
terverifikasi. Kalaupun ada berkas yang salah, tim verifikator akan memberikan
catatan apa-apa saja yang perlu diperbaiki. Jadi, jangan khawatir hehe. Setelah
semua berkas terverifikasi, barulah membayar biaya pendaftaran, dan menunggu
hingga tiba saatnya kita tes tulis.
Setelah sekian lama
menunggu :”) sampailah aku pada hari penentuan, yaitu seleksi tes! Wkwk. Untuk jenjang
magister, seleksi nya terdiri dari dua macam yaitu tes tulis dan wawancara. Tes
tulisnya yaitu TPA dan Bahasa Inggris. Menurut aku, tes TPA nya sendiri tidak
terlalu sulit. Bahkan lebih sulit tes SBMPTN mungkin yah hehe. Terus, untuk
Bahasa Inggrisnya sendiri, tidak ada tes listening melainkan hanya structure
dan reading, yaaaa susah-susah gampang laah wkwk. Terakhir, tes wawancara. Nah
ini nih yang krusial. Sebelumnya aku juga pernah baca dari beberapa blog orang
lain yang bilang bahwa skor TPA dan TOEFL kita pada saat tes tulis tidak begitu
menjadi masalah apabila memang skor kita masih berada di bawah rata-rata ketentuan
lulus. Karena ketika kita telah menempuh pendidikan di jenjang magister, kita
akan masih diberikan kesempatan untuk memperbaiki nilai tersebut. Jadi, boleh
dibilang tes wawancara ini yang sebagian besar menentukan. Tapi ya kembali
lagi, aku disini juga belum tau pasti gimana sih kebijakan penilaian lulus atau
tidaknya kita saat seleksi masuk S2.
Ketika menunggu giliran
untuk tes wawancara, aku juga ketemu sama peserta lainnya. Total yang mendaftar
pada jurusan yang sama denganku adalah 9 orang. Walaupun daya tampung jurusan
Media dan Komunikasi adalah 25 kursi, tapi lagi-lagi ga ada yang bisa menjamin
bahwa 9 orang ini akan lulus semua J. Oke, ketika nunggu giliran masuk
ruangan aku udah dag dig dug wkwk. Peserta yang sebelumnya masuk ada yang menghabiskan waktu yang sebentar, ada juga yang lama. Semakin bingung, sebenernya
apasih yang diobrolin di dalem hehe. Ketika nama aku dipanggil, aku mulai masuk
ruangan dan berhadapan dengan salah satu dosen prodi Media dan Komunikasi. Kurang
lebih begini isi wawancaranya:
D = Dosen
A = Aku
D: “oke, silahkan duduk mbak… dini
ya?”
A: “iya bu.. terimakasih”
D: “bisa dijelaskan mbak dini ini
dari universitas mana sebelumnya, asalnya dari mana..” (intinya beliau meminta
aku untuk menceritakan tentang diriku).
A: (mulai cerita a sampai z)
D: “ooh begitu.. lalu kemarin
skripsinya membahas tentang apa mbak dini?”
A: (bercerita dari a sampai z, terus
balik lagi a sampai z). wkwk. (jujur, pertanyaan seputar skripsi ini memakan
waktu yang cukup lama. Beliau benar-benar menggali isi skripsi aku dan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang skripsi aku. Alhamdulillah, masih
melekat diingatanku isi skripsi yang ku tulis).
D: “lalu mengenai sumber biaya, ini
nanti mbak dini sumber nya dari mana?”
A: (menjawab dengan jujur) “dari
orang tua bu, namun tidak menutup kemungkinan saya akan mencari sumber biaya
lain seperti beasiswa”
D: “wah kamu yakin mau cari sumber
biaya lain? Karena kuliah ini ngga main-main lo. Karena saya seorang dosen yah,
jadi banyak mahasiswa yang saya temui mereka kurang bertanggung jawab dengan
kuliahnya. Karena mereka juga bekerja kan. Akhirnya, masuk ke kelas telat. Sering
juga tidak masuk. Jadi apa kamu yakin? Tetap bisa fokus?”
A: (disini aku ngerasa kayak
jawabanku kurang tepat. Padahal aku sama sekali ga menyinggung soal kerja. Yah,
walaupun juga ada keinginan kesitu sih wkwk. Akhirnya aku jawab dengan mantap) “saya
yakin bu, karena niat saya adalah untuk melanjutkan dan menyelesaikan studi saya,
jadi apapun yang terjadi saya akan tetap memprioritaskan studi S2 saya”
D: “bener ya?”
A: “iya bu”
D: “yasudah mbak dini, kalau begitu
cukup ya untuk wawancara kali ini. Semoga sukses”
A: “baik bu, terimakasih..”
Wah,
luar biasa lega ketika selesai tes wawancara. Tapi tetep aja bertanya-tanya
pada diri sendiri, jawabanku tadi sudah memuaskan belum yah?. Keluar dari ruang
wawncara, saat itu juga aku memasrahkan diri dan mempercayai tangan Allah untuk
menentukan hasilnya. Ohya, perlu digaris bawahi, pertanyaan wawancara di atas bisa jadi tidak akan selalu sama. Menurut aku, dosen akan menyesuaikan
pertanyaan dengan latar belakang kita. Ini Cuma kemungkinan aja sih. Karena aku
juga belum membandingkan bagaimana pertanyaan wawancara antara aku dengan
peserta tes lain yang memiliki latar belakang yang berbeda denganku, baik dari
segi pendidikan, keluarga, pekerjaan dan aspek lainnya.
Nah,
kira-kira seperti itu proses seleksi S2 di Universitas Airlangga. Semoga bermanfaat
bagi kalian yang juga ingin melanjutkan studi, semoga sukses. Alhamdulillah,
Allah maha baik, ketika buka web UNAIR yang aku baca adalah tulisan ‘Selamat’.
Semoga kalian juga yah! XOXO. Ohya, kalau ada pertanyaan lebih lanjut, you guys
can hit me up at instagram @dhinianggiap. Have a good day evyoneJ
No comments:
Post a Comment