Berbagi Pengalaman: Melanjutkan Studi S2 di Universitas Airlangga - Dhini Anggia

Sunday, October 14, 2018

Berbagi Pengalaman: Melanjutkan Studi S2 di Universitas Airlangga


Hi, buat kalian yang ga sengaja terdampar di blog ini, semoga apa yang aku bagikan ini bermanfaat yah bagi kalian yang ingin melanjutkan studi S2. Oke, kita mulai. FYI aku adalah alumni Universitas Airlangga pada bulan Juli 2018. Setelah lulus, aku memang memiliki planning untuk melanjutkan studi ke jenjang magister.

Hal pertama yang harus dilakukan bagi kalian yang ingin melanjutkan ke jenjang magister, adalah kalian harus benar-benar tentukan dulu jurusan apa yang akan kalian pilih. Apakah akan linier dengan jurusan kalian sebelumnya, ataukah tidak. Sejujurnya aku sempat ada pada fase dimana aku bingung untuk menentukan perguruan tinggi mana yang akan aku pilih, serta jurusan apa yang akan aku pilih. Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya aku memutuskan untuk melanjutkan studi ku di almamater kebanggaanku, Universitas Airlangga dengan program studi Media Komunikasi, dimana program studi itu tidak linier dengan program studi yang aku tempuh di jenjang sebelumnya. Untuk memutuskan apakah jurusan yang ingin kalian ambil linier atau tidak, itu adalah murni dari keputusan dan keinginan kalian sendiri yah.
Setelah memiliki rencana yang mantap nih, baru aku mulai research informasi terkait pendaftaran, syarat-syarat, seleksi, dan biaya pendidikan S2 di website UNAIR (http://ppmb.unair.ac.id/id/) . Perlu diingat, mungkin setiap perguruan tinggi memiliki syarat-syarat yang berbeda. Jadi, make sure kalian bener-bener paham dan berusaha melengkapi persyaratan yang ada yah. Proses pendaftaran cukup mudah, karena semuanya serba online. Mulai dari upload dokumen seperti ijazah/skl, transkrip, surat keterangan sehat, pra proposal thesis, dll. Setelah upload dokumen tersebut, maka tim verifikasi akan mulai memproses unggahan dokumen kita. Proses ini ga membutuhkan waktu yang lama kok. Hari ini aku upload berkas, besoknya sudah terverifikasi. Kalaupun ada berkas yang salah, tim verifikator akan memberikan catatan apa-apa saja yang perlu diperbaiki. Jadi, jangan khawatir hehe. Setelah semua berkas terverifikasi, barulah membayar biaya pendaftaran, dan menunggu hingga tiba saatnya kita tes tulis.
Setelah sekian lama menunggu :”) sampailah aku pada hari penentuan, yaitu seleksi tes! Wkwk. Untuk jenjang magister, seleksi nya terdiri dari dua macam yaitu tes tulis dan wawancara. Tes tulisnya yaitu TPA dan Bahasa Inggris. Menurut aku, tes TPA nya sendiri tidak terlalu sulit. Bahkan lebih sulit tes SBMPTN mungkin yah hehe. Terus, untuk Bahasa Inggrisnya sendiri, tidak ada tes listening melainkan hanya structure dan reading, yaaaa susah-susah gampang laah wkwk. Terakhir, tes wawancara. Nah ini nih yang krusial. Sebelumnya aku juga pernah baca dari beberapa blog orang lain yang bilang bahwa skor TPA dan TOEFL kita pada saat tes tulis tidak begitu menjadi masalah apabila memang skor kita masih berada di bawah rata-rata ketentuan lulus. Karena ketika kita telah menempuh pendidikan di jenjang magister, kita akan masih diberikan kesempatan untuk memperbaiki nilai tersebut. Jadi, boleh dibilang tes wawancara ini yang sebagian besar menentukan. Tapi ya kembali lagi, aku disini juga belum tau pasti gimana sih kebijakan penilaian lulus atau tidaknya kita saat seleksi masuk S2.
Ketika menunggu giliran untuk tes wawancara, aku juga ketemu sama peserta lainnya. Total yang mendaftar pada jurusan yang sama denganku adalah 9 orang. Walaupun daya tampung jurusan Media dan Komunikasi adalah 25 kursi, tapi lagi-lagi ga ada yang bisa menjamin bahwa 9 orang ini akan lulus semua J. Oke, ketika nunggu giliran masuk ruangan aku udah dag dig dug wkwk. Peserta yang sebelumnya masuk ada yang menghabiskan waktu yang sebentar, ada juga yang lama. Semakin bingung, sebenernya apasih yang diobrolin di dalem hehe. Ketika nama aku dipanggil, aku mulai masuk ruangan dan berhadapan dengan salah satu dosen prodi Media dan Komunikasi. Kurang lebih begini isi wawancaranya:
D = Dosen
A = Aku
D: “oke, silahkan duduk mbak… dini ya?”
A: “iya bu.. terimakasih”
D: “bisa dijelaskan mbak dini ini dari universitas mana sebelumnya, asalnya dari mana..” (intinya beliau meminta aku untuk menceritakan tentang diriku).
A: (mulai cerita a sampai z)
D: “ooh begitu.. lalu kemarin skripsinya membahas tentang apa mbak dini?”
A: (bercerita dari a sampai z, terus balik lagi a sampai z). wkwk. (jujur, pertanyaan seputar skripsi ini memakan waktu yang cukup lama. Beliau benar-benar menggali isi skripsi aku dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang skripsi aku. Alhamdulillah, masih melekat diingatanku isi skripsi yang ku tulis).
D: “lalu mengenai sumber biaya, ini nanti mbak dini sumber nya dari mana?”
A: (menjawab dengan jujur) “dari orang tua bu, namun tidak menutup kemungkinan saya akan mencari sumber biaya lain seperti beasiswa”
D: “wah kamu yakin mau cari sumber biaya lain? Karena kuliah ini ngga main-main lo. Karena saya seorang dosen yah, jadi banyak mahasiswa yang saya temui mereka kurang bertanggung jawab dengan kuliahnya. Karena mereka juga bekerja kan. Akhirnya, masuk ke kelas telat. Sering juga tidak masuk. Jadi apa kamu yakin? Tetap bisa fokus?”
A: (disini aku ngerasa kayak jawabanku kurang tepat. Padahal aku sama sekali ga menyinggung soal kerja. Yah, walaupun juga ada keinginan kesitu sih wkwk. Akhirnya aku jawab dengan mantap) “saya yakin bu, karena niat saya adalah untuk melanjutkan dan menyelesaikan studi saya, jadi apapun yang terjadi saya akan tetap memprioritaskan studi S2 saya”
D: “bener ya?”
A: “iya bu”
D: “yasudah mbak dini, kalau begitu cukup ya untuk wawancara kali ini. Semoga sukses”
A: “baik bu, terimakasih..”
                Wah, luar biasa lega ketika selesai tes wawancara. Tapi tetep aja bertanya-tanya pada diri sendiri, jawabanku tadi sudah memuaskan belum yah?. Keluar dari ruang wawncara, saat itu juga aku memasrahkan diri dan mempercayai tangan Allah untuk menentukan hasilnya. Ohya, perlu digaris bawahi, pertanyaan wawancara di atas bisa jadi tidak akan selalu sama. Menurut aku, dosen akan menyesuaikan pertanyaan dengan latar belakang kita. Ini Cuma kemungkinan aja sih. Karena aku juga belum membandingkan bagaimana pertanyaan wawancara antara aku dengan peserta tes lain yang memiliki latar belakang yang berbeda denganku, baik dari segi pendidikan, keluarga, pekerjaan dan aspek lainnya.
                Nah, kira-kira seperti itu proses seleksi S2 di Universitas Airlangga. Semoga bermanfaat bagi kalian yang juga ingin melanjutkan studi, semoga sukses. Alhamdulillah, Allah maha baik, ketika buka web UNAIR yang aku baca adalah tulisan ‘Selamat’. Semoga kalian juga yah! XOXO. Ohya, kalau ada pertanyaan lebih lanjut, you guys can hit me up at instagram @dhinianggiap. Have a good day evyoneJ

No comments:

Post a Comment